A. Pengertian Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi
Definisi strategi adalah
cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa
perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan,
divestasi, likuidasi dan joint venture (David, p.15, 2004).
Pengertian strategi
adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan
keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang
untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).
Berikut
pengertian strategi secara umum dan secara khusus:
1.
Secara umum
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
2.
Secara khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan
perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).
Perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan.
2. Pengertian Pembelajaran
Belajar adalah proses
perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses
berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami
sesuatu yang dipelajari. Sedangkan
mengajar sendiri memiliki pengertian :
·
Upaya guru untuk “membangkitkan” yang berarti
menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa) belajar. (Rochman Nata
Wijaya,1992)
·
Menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjdinya
proses belajar. (Hasibuan J.J,1992)
·
Suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha
untuk terjadinya perubahan tingkah laku. (Gagne)
Dan Pembelajaran
yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang
berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)
ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang
berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik
mau belajar.
Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat
serta pembentukan kepercayaanan dan sikap pada
peserta didik.
Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Wikipedia.com).
Berikut pengertian pembelajaran, menurut:
· Menurut Gagne dan Briggs, pembelajaran adalah suatu
system yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal
·
Menurut Slamet PH (2003) mengatakan bahwa pembelajaran
merupakan upaya sistematis dari lembaga tertentu untuk membawa peserta didik
menguasai kompetensi tertentu.
·
Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa
untuk memilih bahwa pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan mnat dan
kemampuan. (Darsono Max, 2000:24)
Maka dapat disimpulkan bahwa;
Pembelajaran
adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu
dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama
dan karena adanya usaha.
B. Komponen Strategi Pembelajaran
Dalam menerapkan strategi pembelajaran ada beberapa komponen yang
harus diperhatikan agar dalam kegiatan pembelajaran tercapai suatu tujuan yang
telah ditentukan. Menurut Dick and Carey menyebutkan adanya 5 komponen
strategi pembelajaran, yakni:
1.
Kegiatan pembelajaran pendahuluan
2.
Penyampaian informasi
3.
Partisipasi siswa
4.
Tes
5.
Kegiatan lanjutan
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran
kepada siswa
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat
4) Memberi stimulus (masalah, topic,
konsep)
5) Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari)
6) Menimbulkan penampilkan siswa
7) Memberi umpan balik
8) Menilai penampilan
9) Menyimpulkan
Berdasarkan
rumusan komponen strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli secara garis besar
dapat dikelompokkkan menjadi :
1.
Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran
Mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan
guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia
harus memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.
a). Sub
komponen pendahuluan
Merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan
ini mempunyai tujuan untuk memberikan
motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran
dan juga mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa
sebelumnya dan berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal-hal
yang dilakukan pada tahap ini adalah memberikan gambaran singkat tentang isi
pelajaran, penjelasan relevansi isis pelajaran baru, dan penjelasan tentang
tujuan pembelajaran.
b). Sub komponen penyajian
Kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan ini
peserta didik akan ditanamkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang telah
dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi
pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan
materi pelajaran.
c). Sub komponen penutup
Merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan
pembelajaran. Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian
terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.
2. Komponen kedua yaitu
metode pembelajaran
Metode pembelajaran
adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran
kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru
harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat
dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran
yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan
metode-metode pembelajaran mana yang akan
digunakan dan disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik
siswa.
Macam-macam metode pembelajaran adalah :
a) Metode ceramah
g) Metode pembelajaran terprogram
b) Metode demonstrasi
h) Metode discovery
c) Metode simulasi
i) Metode do-look-learn
d) Metode diskusi
j)
Metode praktikum
f) Metode
studi kasus
3. Komponen ketiga yaitu
media yang digunakan.
Media adalah segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak,dsb.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :
a) Ketepatan
dengan tujuan pembelajaran
b) Dukungan
terhadap isi pelajaran
c) Kemudahan
memperoleh media
d) Keterampilan
guru dalam menggunakannya
e) Ketersediaan
waktu menggunakannya
f) Sesuai
dengan taraf berpikir siswa.
4. Komponen keempat adalah
waktu tatap muka.
Pengajar harus tahu
alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang
digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
5. Komponen kelima adalah pengelolaan kelas.
Kelas adalah ruangan
belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional. Lingkungan fisik
meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan
sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan
lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara
guru, pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang
optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar.
C. Tujuan Strategi
Pembelajaran
Setiap
penggunaan strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar tentunya memiliki
tujuan yang hendak dicapai. Strategi prediction guide merupakan strategi pembelajaran
yang tepat digunakan untuk menstimulasi refleksi dan memprediksi materi yang
memiliki tujuan dalam penggunaannya dalam pembelajaran, diantaranya yaitu :
a. Mengoptimalkan pembelajaran
pada aspek afektif
Strategi pembelajaran aktif berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif
dan strategi pembelajaran psikomotorik (keerampilan). Afektif berhubungan
dengan nilai (value) yang sulit diukur, oleh karena menyangkut kesadaran
seseorang yang tumbuh dari dalam. Nilai adalah suatu konsep yang berada dalam
pikiran manusia yang sifatnya tersembunyi, tidak dalam dunia empiris. Ketika
berbicara mengenai materi pelajaran tentang nilai atau bisa dikatakan materi
yang mengajarkan aspek afektif, disinilah letak tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran prediction guide. Karena pembelajaran menggunakan strategi ini
tidak hanya menuntun kemampuan kognitif siswa, akan tetapi lebih mengutamakan
aspek afektif. Siswa disini secara tidak langsung belajar akan kepeduliannya
terhadap lingkungan sekitar dan belajar menentukan sikap yang terbaik ketika
menghadapi suatu persoalan. Dengan pengoptimalan aspek afektif akan membantu
membentuk siswa yang cerdas sekaligus memiliki sikap positif dan secara motorik
terampil. Ini yang diharapkan dapat dihasilkan dari penggunaan strategi
pembelajaran prediction guide.
b. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
Sering terjadi selama ini proses pembelajaran yang berlangsung banyak
diarahkan kepada proses mendengarkan dan menghafalkan informasi yang disajikan oleh
guru, siswa bersifat pasif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa hanya memperoleh
kemampuan intelektual (kognitif) saja. Idealnya proses pembelajaran itu
menghendaki hasil belajar yang seimbang antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Ketika siswa dalam keadaan pasif
menerima pelajaran, maka tidak menutup kemungkinan dia akan mudah melupakan
informasi yang disampaikan oleh guru. Berbeda halnya ketika siswa ikut berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran. Dia akan mencari sendiri pengertian dan membentuk
pemahamannya sendiri dalam pikiran mereka. Sehingga pengetahuan baru yang
disampaikan oleh guru dapat diinterpretasikan dalam kehidupan sehari hari.
Ada beberapa bentuk keaktifan yang dilakukan oleh siswa yaitu:
·
Visual activities, seperti membaca, memperhatikan
gambar, demonstrasi,
percobaan, dan sebagainya
percobaan, dan sebagainya
·
Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, interview, diskusi, dan sebagainya
mengeluarkan pendapat, interview, diskusi, dan sebagainya
·
Listening activities, seperti mendengarkan uraian
percakapan, diskusi, pidato,
ceramah dan lain sebagainya.
ceramah dan lain sebagainya.
·
Writing activities, seperti, menulis cerita, karangan,
laporan, angket, menyalin
dan sebagainya.
dan sebagainya.
·
Drawing activities, seperti, menulis, membuat grafik,
peta, dan lain sebagainya.
·
Motor activities, seperti, melakukan percobaan membuat
konstruksi, model mereparasi, berkebun dan lain sebagainya.
·
Metal activities, seperti, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisa,
mengambil keputusan, dan sebagainya
mengambil keputusan, dan sebagainya
·
Emotional activities, seperti menaruh minat gembira,
berani, tenang, gugup dan
lain sebagainya.
lain sebagainya.
·
Mengikut sertakan siswa secara aktif dalam pembelajaran
juga merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran dengan menggunakan strategi
prediction guide.
(sumber: Akhmad Sudrajablogspot.ac.id,2008,online)
D. Jenis – jenis Strategi
Pembelajaran
Vibiznews
– Sales & Marketing) – Strategi pricing kadang menjadi suatu hal yang agak
terlupakan dalam marketing mix. Padahal, strategi pricing mempunyai peranan
yang sangat besar dalam laba perusahaan dan sudah seharusnya memperoleh pertimbangan
yang sama layaknya dengan strategi promosi dan iklan. Harga yang tinggi atau
rendah dapat mengubah volume penjualan dan gross margin secara dramatis.
Faktor-faktor
lain juga menentukan strategi pricing. Antara lain five forces yaitu pesaing, pemain
baru. supplier, produk substitusi dan pelanggan. Positioning juga menentukan
strategi pricing Anda. Jika Anda memberi harga barang premium terlalu murah,
maka pelanggan tidak akan percaya bahwa Anda memiliki kualitas yang cukup baik.
Bwgitu pula jika Anda menetapkan harga terlalu tinggi, maka pelanggan bisa jadi
akan beralih ke pesaing.
Beberapa
jenis – jenis strategi pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Strategi Pembelajaran Langsung
(Direct Instruction)
Pembelajaran langsung
adalah istilah yang sering digunakan untuk teknik
pembelajaran Ekspositoris , atau teknik penyampaian semacam kuliah (sering
juga digunakan istilah “chalk and talk ”). Strategi pembelajaran langsung
merupakan bentuk dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru
(teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam staretgi ini guru
memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan
materi pembelajaran secara terstruktur. Diharapkan apa yang disampaikan itu
dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan
akademik (academic achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah dan
demonstrasi merupakan bentuk-bentuk strategi pembelajaran langsung.
2) Strategi Pembelajaran Cooperative Learning
Cooperative
Learning adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama
dalam suatu kelompok yang biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang siswa untuk
mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Strategi
pembelajaran Cooperative Learning mulai populer akhir-akhir ini.
Melalui Cooperative Learning siswa didorong untuk bekerja sama
secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerja sama di sini
dimaksudkan setiap anggota kelompok harus saling bantu. Yang cepat harus
membantu yang lambat karena penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan
kelompok. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok, dan sebaliknya
keberhasilan individu adalah keberhasilan kelompok.
Oleh karena
itu, setiap anggota harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelompoknya.
Beberapa penulis seperti Slavin, Johnson, & Johnson, mengatakan ada
komponen yang sangat penting dalam strategi pembelajaran cooperative
yaitu kooperatif dalam mengerjakan tugas-tugas dan kooperatif dalam
memberikan dorongan atau motivasi. Slavin, Abrani, dan Chambers (1996)
berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa
perspektif, yaitu perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif dan
perspektif elaborasi kognitif. Perspektif motivasi, artinya bahwa penghargaan
yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling
membantu.
Dengan demikian
keberhasilan setiap indivindu pada dasarnya adalah keberhasilan kelompok. Hal
semacam ini akan mendorong setiap anggota kelompok untuk memperjuangkan
keberhasilan kelompoknya. Perspektif sosial artinya bahwa melalui
kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka
menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim
dengan mengevaluasi keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang
bagus, di mana setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh
keberhasilan.
Perspektif
perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota
kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai
informasi. Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk
memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya.
3) Strategi
Pembelajaran Problem Solving
Mengajar memecahkan masalah berbeda dengan penggunaan pemecahan masalah
sebagai suatu strategi pembelajaran. Mengajar memecahkan masalah adalah
mengajar bagaimana siswa memecahkan suatu persoalan, misalkan memecahkan
soal-soal matematika. Sedangkan strategi pembelajaran pemecahan masalah adalah
teknik untuk membantu siswa agar memahami dan menguasai materi pembelajaran
dengan menggunakan strategi pemecahan masalah. Dengan demikian perbedaan
keduanya terletak pada kedudukan pemecahan masalah itu. Mengajar memecahkan masalah
berarti pemecahan masalah itu sebagai isi atau content dari pelajaran,
sedangkan pemecahan masalah adalah sebagai suatu strategi. Jadi, kedudukan
pemecahan masalah hanya sebagai suatu alat saja untuk memahami materi
pembelajaran.
Ada beberapa ciri strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah:
Pertama ,
siswa bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil;
Kedua ,
pembelajaran ditekankan kepada materi pelajaran yang mendukung
persoalan-persoalan untuk dipecahkan dan lebih disukai persoalan yang banyak
kemungkinan cara pemecahanya
Ketiga ,
siswa mnggunakan banyak pendekatan dalam belajar
Kempat ,
hasil dari pemecahan maslah adalah tukar pendapat (sharing ) di antara semua
siswa.
4) Strategi Mengulang
Strategi
mengulang sederhana digunakan untuk sekedar membaca ulang materi tertentu untuk
menghafal saja. Contoh lain dari strategi sederhana adalah menghafal nomor
telepon, arah tempat, waktu tertentu, daftar belanjaan, dan sebagainya. Memori
yang sudah ada di pikiran dimunculkan kembali untuk kepentingan jangka pendek,
seketika, dan sederhana. Penyerapan bahan belajar yang lebih
kompleks memerlukan strategi mengulang kompleks. Menggarisbawahi ide-ide kunci,
membuat catatan pinggir, dan menuliskan kembali inti informasi yang telah diterima
merupakan bagian dari mengulang kompleks. Strategi tersebut tentunya perlu
diajarkan ke siswa agar terbiasa dengan cara demikian.
5) Strategi Elaborasi
Strategi
elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi
lebih bermakna. Dengan strategi elaborasi, pengkodean lebih mudah dilakukan dan
lebih memberikan kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi
baru dari memori di otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengan
menciptakan hubungan dan gabungan antara informasi baru dengan yang pernah
ada. Beberapa bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan catatan,
analogi, dan PQ4R. Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang menggabungkan
antara informasi yang dipunyai sebelumnya dengan informasi baru yang didapat
melalui proses mencatat. Dengan mencatat, siswa dapat menuangkan ide baru dari
percampuran dua informasi itu. Analogi merupakan cara belajar dengan
pembandingan yang dibuat untuk menunjukkan persamaan antara ciri pokok benda
atau ide, misalnya otak kiri mirip dengan komputer yang menerima dan menyimpan
informasi. P4QR merupakan strategi yang digunakan untuk membantu siswa
mengingat apa yang mereka baca. P4QR singkatan dar Preview (membaca selintas
dengan cepat), Question (bertanya), dan 4R singkatan dari read, reflect,
recite, dan review atau membaca, merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan
mengulang secara menyeluruh. Strategi PQ4R merupakan strategi belajar elaborasi
yang terbukti efektif dalam membantu siswa menghafal informasi bacaan.
6) Strategi Organisasi
Strategi
organisasi membantu pelaku belajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru
dengan struktur pengorganisasian baru. Strategi organisasi terdiri atas
pengelompokan ulang ide-ide atau istilah menjadi subset yang lebih kecil.
Strategi tersebut juga berperan sebagai pengindentifikasian ide-ide atau fakta
kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Bentuk strategi organisasi
adalah Outlining, yakni membuat garis besar. Siswa belajar menghubungkan
berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama. Mapping, yang
lebih dikenal dengan pemetaan konsep, dalam beberapa hal lebih efektif daripada
outlining. Mnemonics membentuk kategori khusus dan secara teknis dapat
diklasifikasikan sebagai satu strategi, elaborasi atau organisasi. Mnemonics
membantu dengan membentuk asosiasi yang secara alamiah tidak ada yang membantu
mengorganisasikan informasi menjadi memori kerja. Strategi Mnemonics terdiri
atas pemotongan, akronim, dan kata berkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar